Pendidikan karakter (Character Education) merupakan segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa menurut Lickena. Karakter memang sudah terbentuk saat individu tersebut lahir, karakter dasar yang dimiliki oleh seorang individu biasanya merupakan campuran gen dari orang tuanya. Walaupun demikian karakter masih bisa berubah-ubah sesuai dengan cara orang tua dan lingkungan yang individu tersebut tinggali.
Perubahan karakter tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya faktor dari dalam keluarga itu sendiri, faktor lingkungan meliputi
teman sebaya, sekolah, dan masyarakatnya. Hal ini dapat merubah karakter anak
sesuai dengan lingkungannya, seperti sebuah hadist mengatakan, jika kau
berteman dengan penjual parfum maka kau akan kena wanginya, tapi jika berteman
dengan pandai besi maka kau juga akan terkena asapnya. Hal itu bisa diibaratkan
ketika kita mempunyai teman yang baik walapun kita tidak sebaik teman kita,
kita sendiri akan mendapatkan hikmah dari berkumpul dengan orang shalih dan
shalihah tersebut, tetapi sebaliknya jika kita berteman dengan orang yang nakal
walaupun kita tidak melakukannya pasti kita akan terpengaruh juga oleh
perilakunya.
Mendidik untuk bisa menerapkan
dan menguatkan karakter seorang anak tidaklah mudah, tapi kita hanya butuh
konsistensi dan komitmen agar setiap perjalanan kita untuk mencerdaskan putra-putri
bangsa tidak lekas putus asa hanya karena masalah yang menghadang. Hal ini bisa
dimulai dari lingkungan keluarga, seperti bangun pagi, sholat tepat waktu,
sarapan, meminta ijin kepada orang tua sebelum berangkat sekolah, mengucapkan
salam, makan dan minum menggunakan tangan kanan, makan dan minum dengan duduk,
dan masih banyak lagi.
Selain dirumah, kita bisa
menerpakannya di sekolah. Di dalam pembelajaran, guru harus selain mengajar
guru juga harus mampu untuk mendidik, mendidik siswa agar menjadi lebih baik
dengan cara yang sama, memberi contoh kepada siswa-siswi kita untuk melakukan hal-hal
yang baik, seperti apabila jajan sampah dibuang ditempat sampah, makan dan
minum sambil duduk, makan tidak boleh sambil bicara, bila ada orang yang
berbicara didengarkan jangan memotong pembicaraan. Dimulai dengan hal-hal kecil
inilah siswa dapat melatih dirinya sendiri agar menjadi lebih baik.
Dengan adanya pendidikan
karakter yang selalu dicontohkan, diajarkan, dan diterapkan oleh lingkungan
yang ramah anak, diharapkan anak tumbuh menjadi seorang generasi bangsa sesuai
dengan Pancasila. Karena hanya negara yang peduli akan perkembangan generasi
penerusnyalah yang akan mampu bertahan dengan gerusan zaman, zaman akan semakin
menurunkan nilai – nilai moral suatu negara tanpa karakter yang kuat sesuai
dengan keimanan dan ketaqwaannya. Sekarang marilah kita komitmen dan konsisten
dengan diri kita sendiri untuk memperbaikinya karena segala sesuatu akan baik
jika kita meniatkannya untuk diri kita pribadi terlebih dahulu, dan mulailah
memangkas karakter-karakter yang tidak sesuai dengan ajaran agama kita.
Semangat untuk Indonesia yang lebih baik.
By : Niken Kumala
Dewi